Storyline - Tuhan Selalu Punya Rencana Baik
Judul : Tuhan Selalu Punya Rencana Baik
Durasi : 30 Detik
Genre : Humanity
01.INT. Rumah – Kamar, Pagi
Pemain : Intan
Setelah shalat subuh intan berencana melanjutkan tidur kembali, saat ingin memejamkan mata dering telepon berbunyi, nia sahabat intan menelpon dipagi hari, intan berpikir nia menelpon dirinya ingin meminta bantuan untuk mempersiapkan akad nikah dikeesokan harinya, intan pun langsung mengangkat telepon dari sahabatnya tersebut.
“intan : halooooo niaaa assalamuallaikum selamat pagiiiiiiiiii.
“Nia : waallaikum’salamm, tannnnn nyokap gue meninggal dan besok gue akad nikah
gimana?” terdengar suara nia yang menangis terseguk.
“Intan : Innalillahi wa innaillihi rojiun. Kapan ? lo yang sabar lo tabah lo kuat, gue
kesana sekarang ya, tunggu ya gaboleh nangis ya” intan berusaha menguatkan.
“Nia : Iya tan gue tunggu ya” tutup telepon
Intan bergegas mandi dan pergi kerumah sahabatnya.
CUT TO :
02. INT. Rumah Nia - Ruang Tamu, Pagi
Pemain : Intan dan Nia
Sesampainya intan di rumah nia, ia langsung menghampiri nia yang sedang duduk dan mengangisi kepergian ibunya. Intan memeluk erat nia untuk menguatkan sahabatnya agar ikhlas atas kepergian sang ibu.
“Intan : lo kuat lo gaboleh nangis, ibu lo meninggal di hari Jumat inshaAllah masuk surga
dan bebas hisab api neraka. Doain jangan dinangisin.
“Nia : Besok gua akad nikah tan nyokap dan berarti nyokap gua gabisa liat. Maafin
nyokap gue ya kalo ada salah.” Sambil menangis bersedih.
“Intan : Nyokap lo ga langsung pergi kok nyokap lo masih ada disini, nyokap lo besok
liat lo akad dan pergi ke surga dengan tersenyum karna anak terakhirnya sudah
menikah. jangan sedih ya ikhlasin.
Intan pun melepas pelukannya karna ada beberapa kerabat yang menghampiri nia, dan intan menghampiri jenazah dan membacakan surat yasin untuk almarhumah.
CUT TO :
03. INT. Rumah Nia – Ruang Tamu, Siang
Pemain : Intan, Nia dam Nabil
Nia menghampiri intan yang sedang menunggu dirinya yang sedang memandikan jenazah ibunya. Nia mengabarkan bahwa keluarganya dan dia sepakat untuk memajukan acara akad nikah dan melakukannya didekat jenazah sang ibu. Intan pun kaget dan mencoba memastikan keinginan sahabatnya itu. Nia pun meminta intan untuk menemaninya di kamar untuk menganti pakaian serta menenangkan sahabatnya yang sedang berduka dan menununggu calon suaminya tiba. Setibanya keluarga besar calon suaminya, mereka langsung menghampiri jenazah untuk berdoa bersama dan melangsungkan akad nikah, tidak ingin membuang waktu lama karna jenazah harus segera di shalatkan dan di kebumikan, akad pun berjalan dengan lancar, khusu dan penuh haru. Intan menghampiri nia dan memeluknya mengucapkan selamat atas pernikahannya kepada sahabatnya dan suaminya.
THE END